Satu catatan menarik dari
bapak Rhenald Kasali yang bertitle LOSER, yang memberi penjelasan tentang
mereka yang memiliki jiwa pecundang dan jiwa pemenang. Ville Sehat terdorong
untuk membagikannya kepada para sahabat semua.
LOSER adalah julukan bagi
orang-orang yang kalah, bukan karena lemah atau tak berdaya, melainkan sikap
mental yang dibuat sendiri. Kadang ada juga kontribusi lingkungan yang
membentuk seseorang menjadi loser, tetapi sebagai manusia kita punya
pilihan, punya sikap: ingin menjadi winner (pemenang) atau membiarkan
diri terpedaya oleh sikap yang bermuara pada kekalahan demi kekalahan.
Bapak Rhenald menulis,
memahami psychology of loser di Indonesia jauh lebih penting daripada
memahami psychology of winner. Itu juga penting bagi pemimpin dan
politisi. Argumentasi yang belakangan banyak menuding bahaya ancaman "liberalism",
misalnya, perlu melihat apakah kita akan menciptakan manusia-manusia pemenang
atau manusia-manusia yang kalah. Apakah orang-orang yang kalah dalam kompetisi
karena mereka benar-benar lemah dan terpedaya (sehingga harus dibantu) atau
berpura-pura lemah dan sengaja membuat dirinya lemah sehingga benar-benar
menjadi loser dan "penumpang" seumur hidup ?
Selanjutnya bapak Rhenald
menuliskan perbedaan antara winner dan loser:
WINNER
Seperti apakah
orang-orang yang menjadi pemenang dalam pertarungan kehidupan ini ? Perlu
dipahami, pemenang bukanlah orang yang tak mau menerima kekalahan, melainkan
orang yang tak pernah berhenti. Itulah yang kita sebut dengan ketabahan,
determinasi. Kita selalu mengalami ujian dan dalam ujian itu tidak semua
diantara kita orang yang sempurna. Bahkan, hasil studi menemukan, orang-orang
yang sangat berhasil (over achiever) ternyata menjalani kehidupan tidak
dengan fun, melainkan sangat stres dan terlalu memaksa diri. Akibatnya mereka
menjadi selfish (egois) karena hanya memikirkan diri sendiri.
Pemenang menjalani
kehidupan dengan penuh semangat, tidah mudah putus asa, tidak mengeluh, tidak
banyak komplain, tidak menyalahkan orang lain (terhadap kesalahan sendiri) dan
tidak membuat alasan. Mereka selalu melihat kemungkinan-kemungkinan jalan
keluar dari setiap masalah. Kata-katanya adalah "Ini mungkin sulit, tetapi
rasanya bisa" dan ketika melakukan kesalahan langsung berkata
"Sayalah yang salah".
Karena itulah, pemenang
selalu membuat komitmen, bermimpi besar, berorientasi pada tindakan nyata,
mendapatkan kemajuan dan percaya pada spirit sama-sama harus menang. Mereka
berpegang teguh pada nilai-nilai, tetapi rela berkompromi untuk hal-hal kecil.
Mereka mengatakan, "Sesuatu yang tidak saya inginkan terjadi pada saya,
tak boleh dilakukan kepada orang lain".
LOSER
Bagaimana loser
? Anda tinggal membalikkan semua
penjelasan diatas. Mereka mudah menyerah, selalu mengatakan susah, banyak mengeluh, banyak komplain, menyalahkan orang
lain atas kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat sendiri. Meski setiap hari
datang terlambat, kalau ditegur, bukannya memperbaiki diri, loser selalu
punya alasan untuk membenarkan ketidakdisiplinannya. Akibatnya loser
sulit berubah atau memperbaiki kehidupannya. Para loser biasanya
memiliki sikap mempersulit orang yang akan berhasil, bicara yang buruk-buruk
dan bahkan menolak melakukan tugas-tugas yang tidak ada dalam job
description - nya. Ketika melakukan kesalahan mereka akan mengatakan:
"Itu bukan karena saya". Mereka tidak melihat "gain"
(keuntungan) melainkan "pain" (sakit) nya saja. Mereka percaya kalau
menang harus mengalahkan orang lain (win-lose).
Maka jangan heran,
sekalipun cantik atau berfisik ganteng, loser semakin hari semakin tak
enak dilihat. Mereka senang lempar batu sembunyi tangan, memakai nama samaran
dalam berkomentar. Wajahnya kumuh, sinar matanya menghilang, ilmunya kering.
Prinsip mereka, orang lain dulu yang memperbaiki diri baru saya.
Sampai disini dulu
sharingnya.... Semoga memberi inspirasi :)
nice share
BalasHapus