Konon yang menyebarkan wabah diabetes mellitus ke seluruh
dunia adalah orang Barat. Sejumlah penelitian membuktikan orang yang bergaya
hidup sederhana, seperti orang-orang desa yang hidup dengan cara-cara
tradisional, jarang sekali kena penyakit yang juga disebut kencing manis ini.
Penyakit ini justru banyak mampir ke tubuh kaum urban, yang
notabene bergaya hidup ala Bule.
Orang-orang Barat itu, misalnya, biasa memakan makanan dan minum minuman yang manis-manis, beralkohol, dan melalui proses pemasakan, seperti roti, kue, cappuccino, es krim, milkshake dan sebagainya.
Orang-orang Barat itu, misalnya, biasa memakan makanan dan minum minuman yang manis-manis, beralkohol, dan melalui proses pemasakan, seperti roti, kue, cappuccino, es krim, milkshake dan sebagainya.
Tidak jarang pemanis yang digunakan adalah pemanis buatan.
Kalaupun asli, bahan itu biasanya telah melewati pengolahan pebrik sehingga
telah tercemar bahan-bahan kimia tertentu.
Berikutnya, orang Barat suka menyantap masakan siap saji,
sehingga kandungan gizi bahannya telah berkurang. Berkurangnya itu lantaran
proses memasak yang serba instant, dengan panas yang tinggi, yang merusak
nutrisi-nutrisi penting. Bahkan, proses seperti itu tidak jarang memunculkan
zat-zat baru yang bersifat toksik. Jadi, budaya dan pola makan seperti itulah
yang menyebabkan kini banyak orang punya daya tahan tubuh yang rendah.
Dan, untuk membuat mata Anda melek tentang itu, berikut ini
adalah bukti bahwa masih ada suku yang “primitif” dalam soal makan. Mereka
adalah orang-orang Hunza, yang tinggal di lereng Himalaya.
Mereka sangat jarang sakit dan mayoritas berumur panjang. Usia rata-rata mereka
120-140 tahun. Hingga saat ini, mereka masih membiasakan diri memakan buah
segar, buah kering dan sayuran segar sebagai menu utama mereka. Mereka sangat
jarang memakan makanan yang diolah atau dimasak, apalagi diolah di pabrik.
Mereka juga jarang memakan daging atau berlemak. Hamper tidak ada yang terkena
penyakit “pola hidup” dan penyakit degeneratif seperti asam urat, kolesterol
tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Yang lebih mencengangkan, pada usia
85 atau bahkan 100 tahun mereka masih biasa bekerja di lading-ladang dan
berolahraga di lapangan, seperti main sepak bola dan sebagainya. Mereka di usia
tersebut masih memiliki gigi yang lengkap, tulang yang kokoh dan kulit yang
sehat. Mereka tidak bersentuhan dengan makanan instant yang penuh dengan toksin
pengawet, pewarna, dan penambah rasa. Jadi rahasia umur panjang mereka terletak
pada factor “gaya
hidup”. Tetapi bagaimana dengan kita yang sudah terlanjur makan secara tak
“steril”? Banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya adalah rutin
mengonsumsi makanan kesehatan.
Dalam hal ini hendaknya kita cermat untuk memilih makanan
kesehatan yang hendak kita konsumsi, tambah pengetahuan kita mengenai makanan
kesehatan sebelum membelinya.
Sahabat semua semoga posting Diabetes, Pola Hidup dan
Nutrisi Harian memberi manfaat
Anda sedang membaca artikel
Kesehatan
dengan judul Diabetes, Pola Hidup dan Nutrisi Harian. Diposting pada hari : , rating 4.2. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat untuk anda.
Saya ( Bk antara ) mengucapkan terimakasih banyak atas kunjungan sobat. Saya nantikan kunjungan anda berikutnya :)
0 comments:
Posting Komentar